MISTIKISME HUJAN (Antologi Puisi)

Dr. Heri Isnaini, M. Hum

xii; 63 hlm; 16 x 23 cm
ISBN: 978-623-09-9134-9
Cetakan 1, Januari 2024
Harga: Rp 65,000

Kata mistik dijelaskan di KBBI dengan memiliki 2 makna, yakni subsistem dalam semua ajaran agama dan sistem religi untuk memenuhi hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dengan Tuhan; tasawuf; suluk. Kedua, hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia yang biasa. Hal senada juga dijelaskan Ensiklopedi Indonesia menjelaskan kata mistik berasal dari bahasa Yunani mustikos, adalah kepercayaan bahwa dalam kehidupan ini orang dapat mengalami kesatuan transendental dengan yang adikodrati dengan melalui meditasi dan disiplin-disiplin yang lain. Jalan ke kesatuan ini umumnya terdiri atas 3 tahap: menjauhkan diri dari hasrat-hasrat jasmaniah atau kenikmatan rasa; menyucikan kehendak atau karsa; dan membuka pikiran terang atau cipta.

Selain itu, mistik diartikan juga sebagai kepercayaan dan gagasan orang-orang yang beranggapan bahwa mereka memiliki intuisi dan pengertian langsung tentang rahasia kehidupan di luar pemahaman manusia biasa. Konsep-konsep mistik yang dipaparkan tersebut mengandung penjelasan bahwa mistik merupakan kepercayaan manusia terhadap Tuhan secara utuh. Kepercayaan ini mengejawantah dalam paham kepercayaan yang dapat dimaknai sebagai sistem kepercayaan berdasarkan politik, sosial, ekonomi, dan sebagainya.

Bagi Sebagian orang, konsep mistik dapat juga disejajarkan dengan ajaran tasawuf yang merupakan falsafah hidup dengan tujuan untuk peningkatan jiwa seorang manusia melalui latihan dengan tujuan kebahagiaan rohaniah. Dengan penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa konsep mistik merupakan kondisi psikologis seseorang dalam memahami Tuhan melalui perjalanan dan pengalaman mistik yang bersifat subjektif. Pengertian subjektif inilah yang dapat menjadi kajian menarik dalam pembahasan konsep mistik.

Bagi Niels Mulder, misalnya, konsep mistik disebut juga dengan kebatinan, berasal dari bahasa Arab “batin” yang berarti dalam, dalam hati, rahasia, dan tersembunyi. Hal ini menandakan bahwa konsep mistik merupakan bagian dari dalam diri manusia, yakni pengalaman subjektif yang tersembunyi. Sejalan dengan hal tersebut, Clifford Geertz  memaknai batin sebagai “wilayah dalam dari pengalaman manusia”. Pengalaman yang dapat membentuk keseluruhan makna keberadaan manusia tersebut. Ketika muncul kata batin maka secara tidak langsung akan merujuk juga pada makna lahir yang akan membangun dikotomi lahir dan batin yang juga merefleksikan ideologi Islam-Jawa berkenaan dengan dengan konsep gnosis dan penyatuan kepada Sang Pencipta, seperti lahir dan batin, jauh dan dekat, misalnya.

Puisi mistik menurut Zaidan  adalah puisi yang ditulis oleh penganut paham mistik, puisi yang mengandung nilai-nilai mistik, dan puisi yang mengandung pengalaman mistik. Artinya, puisi mistik mengungkapkan kerinduan penyair kepada Tuhannya, hakikat hubungan makhluk dan khalik, dan segala perilaku yang tergolong dalam pengalaman religius. Hubungan yang sangat erat antara puisi dan perjalanan mistik terlihat dalam beberapa aspek, seperti aspek upaya keras seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan merepresentasi kemanunggalan diri atau penyatuan hamba denganNya melalui citraan dan tanda-tanda dalam puisi. Menurut Luxemburg, perbedaan yang mencolok antara puisi dan jenis sastra yang lain adalah dalam penampilan tipografi dan versifikasinya, yakni metrum, rima, irama dan bait.

Kumpulan puisi ini berbicara konsep mistik yang disematkan pada hujan. Dalam kata yang lain, hujan mampu membawa kesan mistik, kesan dalam, kesan, religious, dan kesan makrifat. Melalui hujan ini, puisi mengisahkan banyak hal, banyak peristiwa, dan banyak kejadian.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *